Rabu, 02 Mei 2012

Kebudayaan dalam membentuk kepribadian

John Locke pernah berkata bahwa anak yang baru dilahirkan itu seperti tabularasa, yaitu kertas putih bersih yang akan ditulisi oleh pengalaman. Artinya, manusia tidak dilengkapi pengetahuan apapun pada waktu dilahirkan. Pengetahuan itu diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman – pengalaman itulah yang akan membentuk manusia menjadi individu yang berbeda – beda kepribadiannya. Salah satu pengalaman yang berperan dalam membentuk kepribadian adalah kebudayaan.

Faktor pengalaman berperan penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Para psikolog membagi 2 (dua) macam pengalaman yang dapat mempengaruhi kepribadian:

1.      Pengalaman Unik (Unique Experience)
Pengalaman pribadi yang bersifat unik akan ikut memperngaruhi kepribadian individu yang mengalaminya. Misalnya, seorang wanita yang dicerai oleh suaminya kemudian ia patah hati tidak mau menikah lagi karena ada perasaan takut bahwa pernikahannya akan gagal. Kematian orang tua, kecelakaan traumatis, juga merupakan pengalaman unik yang membentuk pribadi seseorang.
2.      Pengalaman Umum (Common Experience)
Setiap orang di dunia hidup dan berkembang di lingkungan yang berbeda – beda. Hal inilah yang membuat kepribadian mereka berbeda – beda. Orang yang dibesarkan di perkotaan akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang yang dibesarkan di pedesaan. Orang perkotaan cenderung individualis, sedangkan orang pedesaan lebih menyukai segala sesuatu yang berbau gotong royong.
Penelitian anak – anak kembar identik yang dilakukan William Stern menunjukkan bahwa anak – anak kembar yang hidup di kebudayaan berbeda mengalami pembentukan kepribadian yang berbeda pula. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah pengalaman umum yang membentuk kepribadian individu.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peranan kebudayaan dalam pembentukan kepribadian, marilah kita tengok kembali 7 (tujuh) unsur kebudayaan menurut Kluckhorn.
1.      Bahasa, mencakup lisan dan tulisan. Bahasa yang digunakan oleh satu budaya dengan budaya yang lain tentu berbeda. Misalnya, anak yang dibiasakan bicara dengan bahasa yang sopan dan dengan suara yang halus akan memiliki kepribadian yang lembut daripada anak yang tidak diajari berbicara dengan sopan.
2.      Sistem organisasi, mencakup sistem kekerabatan, sistem kesatuan hidup setempat, asosiasi dan perkumpulan, dan sistem kenegaraan. Anak yang hidup di Negara yang liberalis akan lebih individualis daripada yang hidup di Negara sosialis.
3.     Sistem Pengetahuan, terdiri dari pengetahuan tentang sekitar alam, alam frora, zat – zat dan bahan mentah, tubuh manusia, kelakuan sesama manusia, dan pengetahuan tentang ruang, waktu, dan bilangan. Anak yang hidup di pedesaaan yang masih menghargai alam dengan baik tentu akan berbeda kepribadiannya dengan yang hidup di kota yang acuh terhadap alam.
4.      Sistem peralatan dan teknologi. Anak – anak yang hidup di perkotaan dimana semua hal dapat didapat dengan mudah dan praktis pasti lebih individualis daripada anak yang hidup di pedalaman.
5.      Sistem mata pencaharian hidup. Seorang pedagang pasti selalu melihat sesuatu dari untung – ruginya, sedangkan seorang pemburu pasti akan menjadi orang yang penuh startegi dan hati-hati.
6.      Sistem religi. Setiap agama pasti mengajarkan hal yang berbeda dan tentu akan menghasilkan individu yang berbeda pula.
7.      Kesenian. Suatu daerah memiliki kesenian khas berbeda, sehingga menghasilkan individu dengan karakter yang berbeda pula.


Kita menemukan begitu banyak ciri – ciri budaya yang melekat pada kepribadian. Selama perkembangannya, manusia diajarkan untuk berprilaku sesuai dengan keyakinan, kebiasaan, dan nilai – nilai budaya tersebut. Kebudayaan adalah sebuah pengalaman umum bagi manusia yang membentuk kepribadiannya. Kebudayaan dilakukan dan diresapi setiap hari oleh individu, sehingga timbul rasa memiliki dan ingin mempertahankan kebudayaan tersebut, sehingga lama kelamaan budaya tersebut mengakar dalam diri manusia dan menjadikannya kepribadian itu sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar